Sejarah dan Makna Tembang Tombo Ati yang Menyejukkan Jiwa
- Desember 10, 2021
- 6:54 pm

Lirik Tombo Ati yang dilantunkan melalui tembang memiliki makna yang amat mendalam sekaligus menyejukkan jiwa. Sejarah terciptanya lagu ini dikait-kaitkan dengan Sunan Bonang, salah satu anggota Wali Songo yang berperan besar dalam misi syiar Islam di tanah Jawa.
Tombo Ati dengan lirik syair pengobat hati dulunya merupakan kidung tradisional di kalangan muslim Jawa. Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun bersama kelompok musik Kyai Kanjeng kerap membawakan tembang ini di berbagai kesempatan. Lagu Tombo Ati semakin dikenal luas setelah Opick mempopulerkan kembali tembang ini dengan diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia pada 2005.
Aunur Rofiq Lil Firdaus alias Opick dikenal sebagai musisi, penyanyi, dan penulis lagu hingga tahun 2021 ini telah menelurkan belasan album religi. Lagu Tombo Ati merupakan salah satu lagu yang terhimpun dalam album pertama Opick bertajuk “Istighfar” yang dirilis pada 2005. Berkat Tombo Ati, album “Istighfar” terjual lebih dari 800.000 kopi dan meraih berbagai penghargaan.

Atas andil Cak Nun dan Kyai Kanjeng, Opick, dan para seniman muslim lainnya, masyarakat Indonesia pun semakin akrab dengan lagu Tombo Ati. Kendati begitu, tembang ini punya riwayat panjang dan menjadi salah satu sarana syiar Islam Wali Songo di tanah Jawa. Bahkan, makna yang terkandung di dalam syair Tombo Ati sudah termaktub jauh sebelumnya.
Sejarah Panjang Tembang Tombo Ati
Beberapa referensi menyebut Tombo Ati merupakan karya Sunan Bonang. Alik Al Adhim dalam buku berjudul Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa (2015), misalnya, menyebutkan bahwa Sunan Bonang sering mendendangkan lagu Tombo Ati untuk berdakwah kepada masyarakat Jawa yang saat itu masih banyak yang belum memeluk Islam.
Tombo Ati yang digubah Sunan Bonang merupakan tembang tamsil atau suluk. Tembang-tembang karya Sunan Bonang maupun para Wali Songo lainnya berisikan nilai-nilai keislaman sehingga menarik hati warga yang kemudian dengan sukarela mempelajari Islam tanpa paksaan.
Saat melantunkan syair Tombo Ati, Sunan Bonang membunyikan gamelan dengan merdu. Lantunan lirik Tombo Ati yang berpadu dengan irama gamelan mampu menarik hati orang-orang untuk datang, menyaksikan, meresapi, lalu mendengarkan ceramah Sunan Bonang, hingga akhirnya mengucapkan syahadat.
Elvin Naimatul Khafidoh melalui penelitian bertajuk “Studi Komparatif Pendidikan Islam dalam Tembang Lir-ilir Karya Sunan Kalijaga dan Tembang Tombo Ati Karya Sunan Bonang” (2021) mengungkapkan, tembang Tombo Ati biasanya dilantunkan pada waktu-waktu sebelum salat atau setelah azan dikumandangkan.
Berikut ini lirik Tombo Ati dalam Bahasa Jawa:
Tombo Ati iku limo perkorone
Kaping pisan moco Kuran lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang soleh kumpulono
Kaping papat wetengiro ingkang luwe
Kaping limo zikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo iso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia:
Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua salat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang saleh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima zikir malam perpanjanglah
Salah satunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Allah Ta’ala mencukupi
Sunan Bonang ketika menggubah tembang Tombo Ati kemungkinan besar terinspirasi dari petuah Ibrahim bin Ahmad Abu Ishaq al-Khawwash atau Syekh Ibrahim Al-Khawwash, seorang ulama besar dari Baghdad, Irak, yang dijuluki guru sufi pada zamannya, yakni abad ke-3 Hijriah.
Petuah Syekh Ibrahim Al-Khawwash itu disebut sebagai dawā’ul qalb atau obat hati alias tombo ati dalam Bahasa Jawa. Dawā’ul qalb termaktub dalam kitab At Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran karya Syekh Abi Zakariya Yahya bin Syarafuddin An Nawawi As Syafi’i.
Lantas, bagaimana bunyi petuah dawā’ul qalb yang disampaikan Syekh Ibrahim Al-Khawwash tersebut? Berikut ini terjemahan dalam Bahasa Indonesianya seperti dikutip dari Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi (2018):
“Obat hati ada lima perkara: Membaca Alquran dan bertadabbur (memahami) maknanya, salat malam, berkumpul dengan orang-orang saleh, mengosongkan perut (berpuasa), dan berzikir dengan khusuk pada sepertiga akhir malam.”
Makna Lirik Tembang Tombo Ati
Ahmad Rifa’i Rif’an dalam Tombo Ati: Menyingkap 5 Rahasia Kebahagiaan Muslim (2011) memaparkan, Tombo Ati merupakan salah satu metode yang diajarkan leluhur muslim Jawa untuk mengatasi berbagai penyakit hati. Tombo Ati mengajarkan lima petuah bijak yang jika diamalkan dipercaya dapat memberikan kedamaian bagi hati yang gelisah.
Tombo Ati, lanjutnya, mengajarkan kepada manusia untuk mengobati hati dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan. Ketika hati seseorang sudah mendekat kepada Tuhan, maka nurani memperoleh pegangan yang maha kuat sehingga tidak mudah terguncang oleh berbagai cobaan hidup.
Sedangkan menurut Asti Musman dalam Sunan Bonang Wali Keramat Karomah, Kesaktian dan Ajaran-Ajaran Hidup Sang Waliullah (2020), makna tembang Tombo Ati adalah memberikan nasihat bahwa agar hati manusia selalu tenang dan senantiasa dekat kepada Tuhan dengan 5 resep obat hati yang bisa dilaksanakan.
Ke-5 resep obat hati penyejuk jiwa sebagai media mendekatkan diri kepada Tuhan itu adalah membaca Alquran beserta maknanya, mendirikan salat malam, menjalankan puasa, berkumpul dengan orang-orang saleh, serta berzikir di malam hari.
Elvin Naimatul Khafidoh dalam riset berjudul “Studi Komparatif Pendidikan Islam dalam Tembang Lir-ilir Karya Sunan Kalijaga dan Tembang Tombo Ati Karya Sunan Bonang” (2021) menguraikan satu demi satu makna ke-5 obat hati yang terhimpun dalam tembang Tombo Ati sebagai berikut:
1. Membaca Alquran dan Maknanya
Alquran adalah kitab suci yang menjadi petunjuk hidup bagi umat Islam. Dengan membaca Alquran dan memahami makna-makna yang terkandung di dalamnya, maka manusia akan semakin memahami tujuan hidup di dunia ini dan selalu berada di bawah bimbingan Tuhan.
2. Mendirikan Salat Malam
Melaksanakan salat malam atau tahajud akan semakin mendekatkan manusia kepada Sang Pencipta. Perasaan gelisah, gundah, sedih, khawatir, dan lain sebagainya akan terobati jika menunaikan salat malam sekaligus untuk memberikan ketenangan lahir maupun batin.
3. Berkumpul dengan Orang Saleh
Berkumpul dengan orang-orang saleh akan mendekatkan diri kepada kebaikan dan kebenaran. Dengan sering bergaul, berinteraksi, dan berdiskusi dengan orang-orang saleh, selain menambah wawasan keislaman juga akan membuat seseorang berusaha mengikuti jejak mereka untuk senantiasa bertakwa kepada-Nya.
4. Memperbanyak Berpuasa
Memperbanyak puasa tidak hanya sekedar tidak minum dan tidak makan. Puasa merupakan sarana yang sangat baik bagi pengendalian diri. Dengan berpuasa, manusia akan mampu menahan gejolak nafsu demi menghindari segala perbuatan yang dilarang. Dengan memperbanyak puasa, maka akan timbul sikap sadar dalam menghadapi segala halangan dan rintangan dalam menjalani kehidupan.
5. Memperpanjang Zikir Malam
Zikir merupakan upaya untuk selalu mengingat serta mendekatkan batin dan hati kepada Sang Pencipta. Zikir semakin khusyuk jika dilakukan pada malam hari di saat orang-orang terlelap tidur. Selain itu, malam hari adalah waktu yang paling mustajab untuk memohon segala keinginan kepada Tuhan.
Baca juga
- Peran Alim Ulama dalam Merekatkan Kembali Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
- Lahir Rabu Kliwon, Anies Baswedan Masuk Circle Weton Presiden
- Ungkapan Anies Baswedan untuk Kondang Sutrisno: Selamat Jalan Pejuang
- Makna Lakon Wayang Kulit Bima Suci Buat Anies Baswedan
- Kisah Unik Wan Sehan di Rumah Anies Baswedan