Perayaan Hari Santri Magetan: Terima Kasih Anies Baswedan
- Oktober 24, 2022
- 11:45 am

SANTRI KERTONYONO – Perayaan hari santri dilakukan dengan berbagai cara unik. Di wilayah Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, organisasi Nahdlatul Ulama (NU) merayakan hari santri dengan menggelar kemah santri.
Selama sehari semalam, yakni Sabtu- Minggu (22-23 Oktober 2022) ratusan santri berkemah di lokasi yang ke depannya akan didirikan pondok pesantren. Perayaan yang dilakukan setiap tanggal 22 Oktober itu berlangsung meriah.
“Santri yang ikut kemah berjumlah ratusan,” ujar Koko selaku panitia perayaan hari santri di Takeran, Magetan Sabtu (23/10/2022). Kemah santri dibuka dengan upacara bersama. Di lokasi, para santri menyanyikan Indonesia Raya yang disusul dengan lagu yaa lal wathan karya KH Wahab Chasbullah.
Adapun para peserta kemah santri sebagian besar adalah santri berusia setingkat madrasah ibtidaiyah (Sekolah Dasar). Tercatat ada sebanyak 96 santri. Kemudian sekitar 40-an santri lainnya, berusia setingkat madrasah tsanawiyah (SMP).
Selama kemah berlangsung, panitia juga menggelar sejumlah pentas hiburan. Di antaranya tarian barongsai dan pentas seni. Lalu, pada malam harinya, para santri beristighosah bersama.
Usai istighosah para santri nonton bareng film Sang Kiai yang bercerita tentang Hadratussyaikh Hasyim Asyari. Santri kembali mengenang kisah Mbah Hasyim menyerukan resolusi jihad untuk melawan pasukan gabungan Belanda dan Inggris.
Salah satu isi resolusi jihad berbunyi: “Berperang menolak dan melawan penjajah itu fardhu ain (yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempuan, anak-anak, bersenjata atau tidak) bagi yang berada dalam jarak 94 km dari Surabaya. Fardhu ain hukumnya membela Surabaya”.
Kaidah hubb al-wathan min al-iman di kalangan muslim yang berarti mencintai tanah air adalah sebagian dari iman, juga semakin dipertegas. Bahwa mati demi membela tanah air adalah misi mulia yang akan mempertebal keimanan seorang muslim.
Resolusi jihad yang dikeluarkan pada 22 Oktober 1945 di Kantor NU Jawa Timur telah menggerakkan sekaligus membakar semangat umat Islam untuk melakukan perlawanan 10 November 1945.

Sejak tahun 2015, pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) No 22 Tahun 2015 menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. “Tanpa ada resolusi jihad, tidak ada pertempuran 10 November,” terangnya.
Menurut Koko, acara kemah santri digelar oleh MWC NU (Majelis Wakil Cabang NU) Takeran dengan melibatkan seluruh badan otonom (banom). Di antaranya Muslimat, Fatayat , IPNU, IPPNU, Ansor dan Banser.
Acara kemah santri dalam rangka peringatan hari santri baru pertama digelar di wilayah Kabupaten Magetan. “Acara ini digelar oleh MWC NU Takeran yang sebelumnya sudah kita lakukan persiapan,” ungkap Koko.
Yang perlu juga diketahui, acara kemah santri ini juga menggandeng lembaga Santri Kertonyono, di mana mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai pembinanya.
Untuk menyemarakkan acara, panitia membagi-bagikan door prize kepada para santri peserta kuis tebak gambar. Permainan kuis yang digelar adalah menebak gambar KH Abdrurrahman Wahid atau Gus Dur.“Terima kasih untuk Santri Kertonyono atas suportnya di mana Pak Anies Baswedan sebagai pembinanya,” pungkasnya..
Baca juga
- Peran Alim Ulama dalam Merekatkan Kembali Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
- Makna Lakon Wayang Kulit Bima Suci Buat Anies Baswedan
- Kisah Unik Wan Sehan di Rumah Anies Baswedan
- Ungkapan Anies Baswedan untuk Kondang Sutrisno: Selamat Jalan Pejuang
- Lahir Rabu Kliwon, Anies Baswedan Masuk Circle Weton Presiden