Kisah Ki Ageng Pengging, Teguh Pendirian Meski Ditekan Sultan Demak
- Januari 26, 2023
- 7:40 pm

SANTRI KERTONYONO – Raden Fatah dan Ki Ageng Pengging berselisih paham. Raden Fatah menaruh curiga Ki Ageng Pengging telah menyebarkan ajaran rahasia aliran kadariyah. Apa yang dilakukan dianggap telah mencemooh kuasa Allah.
Tak hanya itu. Ajaran Ki Ageng Pengging yang berpengaruh luas di masyarakat juga dinilai telah meremehkan kewibawaan Kesultanan Demak dan Wali Songo.
Sebuah teks menyebut: “Wusnya tampi sasmita di / mangkyambeg durteng agama / mring kwaseng Allah maido / malah dardahing pawarta / Ki Ageng ngaku Allah / tekad Kadaariyah junun / tan nganggo pathokan Kur’an//[Asmaradana: IV, 19, hlm. 140]”.
Teks tersebut bermakna, “Setelah menerima wejangan ilmu yang tinggi, sekarang ia bersikap menjelek-jelekkan agama dan mencemooh kekuasaan Allah. Bahkan, menurut berita yang saya dengar, Ki Ageng mengaku sebagai Allah dengan mengikuti keyakinan Kadariyah yang tentram, tidak menggunakan patokan Al-Qur’an.[305]”
“Permasalahan ditambah dengan kondisi stabilitas politik Kerajaan Demak yang kala itu sedang terganggu. Raden Fatah tidak bisa tinggal diam, secara sembunyi-sembunyi ia memanggil Patih Wonosalam dan Penghulu Ketib Anom untuk mengatasi kekacauan yang bisa saja mengancam kewibawaannya,” ujar Taufiq Hakim dalam buku Syekh Siti Jenar dan Pemberontakan Mistiknya.

Sebelumnya Ki Ageng Pengging tengah mengalami kebingungan. Ia berada dalam situasi antara mempertahanan ajaran warisan orang tua atau kompromi dengan tekanan Demak. Di tengah kekalutannya, Ki Ageng Pengging bertemu dengan Syekh Siti Jenar.
“Ajaran Syekh Siti Jenar dianggap bisa menjadi jalan tengah antara dua keyakinan yang harus dijalaninya. Namun, sepeninggal Syekh Siti Jenar, nama Ki Ageng Pengging menjadi salah satu orang yang diburu karena dicurigai memberontak dan enggan menghadap Demak,” tulis Doddy Handoko dalam Kisah Sunan Kudus Menusuk Siku Kebo Kenanga Murid Syekh Siti Jenar.
Sunan Kudus mendatangi Ki Ageng Pengging yang tengah melakukan meditasi. Salah satu Wali Songo yang dituakan setelah Sunan Ampel itu diutus Raden Fatah. Tiga tahun sebelumnya Raden Fatah juga pernah mengutus Patih Wanasalam untuk menemui Ki Ageng Pengging, tapi tidak menuai hasil.
Keputusan yang Tak Goyah
Miftah H. Yusufpati dalam Sunan Kudus: Sang Eksekutor Syekh Siti Jenar dan Kebo Kenanga menyebut kedatangan Sunan Kudus ke Pengging untuk memastikan sikap Ki Ageng Pengging. Apakah bersedia mengakui Raden Fatah sebagai Raja Demak Bintoro sekaligus penerus Dinasti Majapahit atau sebaliknya.
Ki Ageng Pengging dicurigai memendam cita-cita menjadi Raja Demak. Patih Wanasalam pernah melontarkan pertanyaan yang sama, namun Ki Ageng Pengging tidak memberi jawaban yang memuaskan.
Patih Wanasalam memberi batas waktu tiga tahun kepada Ki Ageng Pengging untuk memutuskan sikapnya. Tiga tahun telah berlalu, namun Ki Ageng Pengging bahkan tak pernah menghadap ke Demak.
Sementara Kadipaten Pengging telah berubah menjadi wilayah yang seolah tak lagi diurus. Konon, hal itu disebabkan Ki Ageng Pengging asyik menenggelamkan diri dalam dunia kebatinan ajaran Syekh Siti Jenar.
Sony Anggrajaya dalam Pemikiran Pendidikan Islam Raden Patah dan Siti Jenar menyebut Syekh Siti Jenar sebenarnya kurang memahami kebatinan kejawen, karena ia seorang ulama yang datang dari luar Jawa.
Apa yang dipelajari Ki Ageng Pengging dari pengetahuan kebatinan dan kejawen hanya bersifat intisari. Pengetahuan yang hanya untuk menambah kebijaksanaan tentang kejawaan, kebatinan serta ketuhanan.
“Di sisi lain, Ki Ageng Pengging tidak digambarkan sebagai orang yang anti-syariat sebagai persepsi umum mengenai pengikut Syekh Siti Jenar. Sebaliknya, Ki Ageng Pengging justru dinilai sebagai penganut Islam yang taat menjalankan syariat Nabi Muhammad,” ungkap Ahwan Fanani dan Ashabul Kahfi dalam Gambaran Tokoh Walisongo dalam Babad Tanah Jawi.
Ki Ageng Pengging yang sebelumnya disebut sebagai penganut Budha itu lantas memeluk agama Islam. Dalam syiar Islam, terutama di wilayah Pengging, ayah dari Mas Karebet atau Jaka Tingkir yang kelak menjadi Raja Pajang itu juga dikenal memiliki cara yang cerdik
Baca juga
- Lahir Rabu Kliwon, Anies Baswedan Masuk Circle Weton Presiden
- Kisah Unik Wan Sehan di Rumah Anies Baswedan
- Ungkapan Anies Baswedan untuk Kondang Sutrisno: Selamat Jalan Pejuang
- Makna Lakon Wayang Kulit Bima Suci Buat Anies Baswedan
- Peran Alim Ulama dalam Merekatkan Kembali Kesadaran Berbangsa dan Bernegara