KH. Dimyati Rois Berpulang, Sosok Ulama Karismatik dengan Rekam Jejak Tinggi

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on linkedin
KH-Dimyati-Rois
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadhilah KH Dimyati Rois (Mbah Dim) meninggal dunia, hari ini Jumat (10/6/2022) /Foto: bangkitmedia.com

santrikertonyonoBelum ada satu bulan setelah meninggalnya salah satu guru bangsa, tokoh Muhammadiyah yakni Buya Syafii Maarif, kini Indonesia kembali diselimuti awan duka dengan berpulangnya salah satu tokoh sekaligus guru bangsa. KH. Dimyati Rois, tokoh Nahdlatul Ulama yang menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Telogorejo Semarang.

Sebelumnya, KH. Dimyati Rois sudah mendapatkan perawatan intensif di salah satu rumah sakit. Penyakit gangguan jantung yang telah lama diidapnya diduga menjadi alasan utama yang membuat tokoh kebanggaan Indonesia ini keluar masuk rumah sakit.

Meskipun begitu, kondisinya pun sempat membaik. Terlebih saat berkumpul dengan keluarga, KH. Dimyati Rois yang juga menjabat sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini masih terlihat segar dan ceria. Beberapa anggota keluarga menganggap bahwa kondisinya sudah membaik, namun ternyata selang beberapa hari, kondisi Dimyati berangsur menurun.

Kabar meninggalnya Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu Wal Fadhilah Kaliwungu Kabupaten Kendal langsung tersebar hingga ke telinga para tokoh ulama sejawat serta tokoh pemerintahan. Tak luput Presiden Republik Indonesia Joko Widodo turut menyampaikan ungkapan bela sungkawa yang mendalam.

“Saya atas nama pribadi, bangsa, dan negara menyampaikan dukacita yang mendalam atas berpulangnya ulama kharismatik Bapak Kiai Haji Dimyati Rois pada hari Jumat 10 Juni 2022 pukul 01.13 WIB,”. Ungkapan bela sungkawa tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Tokoh ulama yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini dikenal sebagai sosok Kiai yang mempunyai nilai karismatik tinggi. Sebab, tak hanya dikenal sebagai tokoh agama yang handal akan ilmu-ilmu Islam, KH. Damyati Rois juga dipercaya sebagai tokoh politik yang cukup mumpuni.

pemakaman-Dimyati-Rois
Usai disalatkan di Masjid Agung Kaliwungu, Kendal, selepas Jumatan, ribuan orang mengantar jenazah KH Dimyati Rois ke tempat peristirahatan terakhir /Foto: www.liputan6.com

Tokoh Ulama yang Dikenal dengan Kesederhanaan

Kiai Dimyati diketahui lahir di Bulakamba Brebes pada tanggal 5 Juni 1945. Karirnya dimulai saat ia mengenyam pendidikan agama atau ngangsu kaweruh dengan mencari ilmu di salah satu Pondok Pesantren di Kendal, tepatnya di Pondok Pesantren APIK.

Terhitung kurang lebih selama belasan tahun, Kiai Dimyati menggali ilmu di pondok pesantren. Namun, tak hanya di Pondok Pesantren APIK saja, ternyata Kiai Dimyati melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri hingga kemudia berlanjut di ke Pondok Pesantren Sarang yang berlokasi di Rembang, Jawa Tengah.

Beberapa media online banyak yang mengungkapkan kisah hidup Kiai Dimyati dengan menyebutkan bahwa sosok ulama sederhana ini dilahirkan oleh pasangan KH. Rois dan Nyai Djusmaniah. Tak main-main, sepanjang masa mudanya, Kiai Dimyati banyak menghabiskan waktunya di lingkungan Pondok Pesantren.

Melansir dari NU Online, Kiai Dimyati diketahui mendirikan sebuah pondok pesantren Al-Fadlu Wal Fadilah di Kaliwungu tepatnya pada tahun 1985. Sebagai seorang pengasuh, Kiai Dimyati menerima puluhan santri yang berdatangan tak hanya dari Jawa bahkan juga dari luar Jawa.

Setelah melalang buana guna mencari ilmu, Kiai Dimyati yang merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara ini akhirnya dijadikan menantu oleh salah satu tokoh masyarakat sekaligus pengurus Pondok Pesantren APIK, yakni Ibadullah Irfan.

Konon, Ibadullah Irfan merasa kagum dengan prestasi cemerlang yang didapat oleh Kiai Dimyati selama ia menuntut ilmu di beberapa Pondok Pesantren. Terlebih, Kiai Dimyati dianggap sudah sangat matang dalam memahami ilmu-ilmu agama.

Semasa hidup, sosok Kiai Dimyati dikenal sebagai seorang orator yang seluruh kalimat-kalimatnya mampu membius massa. Selain itu, nilai kesederhanaan yang selalu menempel pada Kiai Dimyati nampak terlihat saat ia tak pernah sekalipun tenang pilih dalam menghadiri beberapa undangan.

Sedangkan karir di dunia politik pun, Kiai Dimyati juga memiliki sepak terjang yang tinggi. Pasalnya, ia merupakan salah tokoh Nahdlatul Ulama yang ikut berperan dalam mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di awal reformasi.

Meskipun begitu, perjalanannya di dunia politik sempat ada sandungan-sandungan kecil karena berseberangan pendapat dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Akhirnya Kiai Dimyati memutuskan untuk masuk ke partai pecahan dari PKB, yakni Partai Kebangkitan Demokrasi (PKD) yang kala itu didirikan oleh Matori Abdul Jalil.

Keberhasilan sosok ulama yang akrab disapa Abah Dim nyatanya mampu membawa banyak pengaruh besar hingga banyak tokoh nasional yang menjadikan kediaman Abah Dim menjadi sebuah tempat persinggahan. Terlebih untuk berdiskusi atau sekedar bertukar cerita.

Rekam jejak Abah Dim dalam dunia politik memang tidak perlu diragukan lagi, pasalnya ia pernah dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) melalui jalur utusan golongan yang diajukan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Hebatnya, Kiai Dimyati ini tak hanya sukses dalam perpolitikan. Bak bukan menjadi rahasia umum lagi, sosok Kiai Dimyati bahkan dikenal sebagai seorang wirausahawan yang sukses, dan tak pelit ilmu. Terkhusus kepada santri-santrinya, ia selalu memupuk nilai kemandirian dan ilmu kewirausahaan yang tinggi.

 

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on linkedin

SERING DIBACA

IKUTI KAMI