Hari Pahlawan 10 November, Menonton Wisanggeni Gugat Magetan
- November 9, 2022
- 5:47 pm

SANTRI KERTONYONO – Peringatan Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November menjadi momentum penutupan safari wayang kulit yang digelar Komunitas Pelestari Seni dan Budaya Nusantara (KPSBN) di Kabupaten Magetan, Jawa Timur Kamis (10/11/2022).
Pentas wayang kulit akan mengambil lakon Wisanggeni Gugat. Karena bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, pagelaran wayang kulit yang berlangsung di Desa Purwosari, Kecamatan Magetan itu, sengaja disiapkan berbeda dengan pentas sebelumnya.
“Karena penutupan dan bertepatan dengan Hari Pahlawan, bakal ada yang beda dengan pagelaran wayang kulit yang digelar nanti,” ujar Bayu Seta selaku Ketua Panitia pagelaran wayang kulit Magetan yang sekaligus pegiat kebudayaan di KPSBN.
Peringatan Hari Pahlawan merupakan rangkaian dari peristiwa 22 Oktober yang diperingati sebagai Hari Santri. Di Magetan, peringatan Hari Santri berlangsung meriah, yakni dengan digelarnya halaqah kebangsaan di Ponpes Ath-Thohirin Mojopurno pada 30 Oktober lalu.
Halaqah kebangsaan menghadirkan ulama asal Rembang, Jawa Tengah KH Nasirul Mahasin atau Gus Mahasin kakak kandung KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. Begitu juga dengan acara safari wayang kulit yang puncaknya bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.

“Ini juga akan menjadi acara meriah di mana akan dihadiri berbagai lapisan masyarakat,” terang Bayu.
KPSBN memulai safari wayang kulit di Magetan pada akhir bulan September lalu, dan terus berlanjut hingga sekarang. KPSBN yang berdiri sejak tahun 2015 merupakan binaan Anies Baswedan. Sejak berdiri, KPSBN tak berhenti nguri-nguri budaya nusantara, khususnya wayang kulit.
Di Magetan, pentas wayang kulit digelar setiap jelang weekend, yakni hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Pagelaran berlangsung di 18 kecamatan dengan 21 titik sebaran. Adanya pentas wayang kulit terbukti mampu menghibur masyarakat Magetan. Kemudian juga membuat ekonomi kerakyatan kembali hidup.

Sedikit ke belakang. Safari wayang kulit yang mengambil tema besar Merajut Kearifan Lokal, Membangun Jati Diri Bangsa itu, dimulai di wilayah Takeran. Dalang Ki Winarto memainkan lakon Babad Alas Wanamerta
Babad Alas Wanamerta bercerita tentang Pandawa yang tengah membuka hutan Mertani atau Wanamerta untuk mendirikan Kerajaan Amarta. Lakon-lakon lain yang merupakan satu rangkaian cerita, seperti Wahyu Makutarama, Bima Suci dan sebagainya, meramaikan satu pentas ke pentas lain.
Sebagai pagelaran penutup dan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November, dalang Ki Jalu Tomo Pandoyo akan memainkan lakon Wisanggeni Gugat.
Lakon wayang kulit ini berkisah tentang Wisanggeni yang menggugat Kurawa. Wisanggeni merupakan putra Arjuna dengan Dewi Dresanala, putri Batara Brahma. Saat keluar dari rahim Dewi Dresanala, Wisanggeni berwujud api yang menyala.
Api itu lalu menjelma menjadi bocah yang luar biasa, yakni baik dalam hal kecerdikan, kepandaian maupun kesaktiannya. Wisanggeni tumbuh menjadi pemuda yang berparas tampan, namun bersahaja. Ia memiliki watak egaliter, di mana kepada siapapun tak pernah berbahasa krama, termasuk kepada Sanghyang Wenang.
Dalam gugatannya, Wisanggeni meminta tahta Kerajaan Astina untuk dikembalikan kepada Pandawa. Menurut Bayu, pentas wayang kulit yang sekaligus memperingati Hari Pahlawan 10 November itu akan dimeriahkan tiga bintang tamu, yakni Eka Uget Uget, Apri dan Mimin.
Istimewanya lagi, para penabuh gamelan dalam acara wayang nanti akan dilakukan oleh para dalang. Informasi yang diterima panitia acara, Bupati Magetan Suprawoto juga akan hadir. “Informasinya Pak Bupati akan hadir, tapi ini masih dalam konfirmasi lagi,” pungkas Bayu.
Baca juga
- Ungkapan Anies Baswedan untuk Kondang Sutrisno: Selamat Jalan Pejuang
- Kisah Unik Wan Sehan di Rumah Anies Baswedan
- Peran Alim Ulama dalam Merekatkan Kembali Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
- Lahir Rabu Kliwon, Anies Baswedan Masuk Circle Weton Presiden
- Makna Lakon Wayang Kulit Bima Suci Buat Anies Baswedan