Dua Sosok Perempuan Jawa yang Mempengaruhi Kepribadian Pangeran Sambernyawa

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on linkedin
Pangeran jawa, Pngeran ambernyawa, raja mataraman
Pangeran Sambernyawa /Foto: Istimewa

SANTRI KERTONYONO – Raden Ajeng Sumanarsa namanya. Ia seorang perempuan yang telah merawat sekaligus membesarkan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa. Sumanarsa turun tangan melihat keadaan memprihatinkan yang menimpa Pangeran Sambernyawa kecil.

Pada usia dua tahun, Sambernyawa sudah kehilangan Raden Ajeng Wulan, ibunya, yang telah tutup usia. Sementara ayahnya diasingkan penjajah kolonial Belanda ke Negara Srilanka. Sumanarsa merupakan nenek Pangeran Sambernyawa.

Diasuhnya sang cucu dengan penuh kasih sayang. Ia besarkan di dalam lingkungan keraton sekaligus diperkenalkannya dengan rakyat jelata. Di tangan Sumanarsa, Pangeran Sambernyawa tumbuh sebagai sosok laki-laki yang kuat dan tangguh.

Saat menginjak usia dewasa, Pangeran Sambernyawa bertemu dengan Siti Rubiyah. Pesona sosok putri Kiai Kasan Nuriman, seorang ulama asal Desa Matah itu, telah meluluhkan hatinya. Pertemuan itu berlangsung di Nglaroh, sebuah wilayah kekuasaan Pangeran Sambernyawa.

Di tengah kesibukan membantu Sunan Kuning melawan kolonial Belanda, hatinya diam-diam terpikat oleh pesona Rubiyah.

”Raden Mas Said memantapkan hati untuk melamar sang kekasih Rubiyah. Seiring berjalannya waktu, Rubiyah sah diperistri Raden Mas Said, dan resmi berganti nama menjadi Raden Ayu Kusumomatahati. Ia lantas mendapatkan gelar Bendoro Raden Ayu Mangkoenagoro Sepuh,” seperti dikutip dari jurnal Peran dan Kedudukan Perempuan Mangkunegaran dalam Sejarah Perkembangan Kebudayaan Jawa Masa Mangkunegara I-VIII.

Raden Ajeng Sumanarsa dan Raden Ayu Kusumomatahati merupakan dua orang sosok perempuan yang setia menemani perjalanan hidup Pangeran Sambernyawa. Kecintaanya kepada Pangeran Sambernyawa yang tak lelah melawan Belanda, membuat mereka rela berpindah-pindah bersama para pengikut sang pangeran.

Perjalanan Asmara Pangeran Sambernyawa dan Rubiyah

Rubiyah atau Raden Ayu Kusumomatahati merupakan keturunan keempat atau canggah dari Raden Mas Jatmika atau Sultan Agung Anyakra Kusuma, Raja Mataram. Pertemuan pertamanya dengan Pangeran Sambernyawa diceritakan secara indah.

Kisah asamara itu bermula saat Pangeran Sambernyawa menggelar seni hiburan wayang kulit untuk memperingati malam weton atau hari kelahirannya. Acara berlangsung di rumah pesanggrahan atau dikenal dengan Dusun Sanggrahan Desa Singodutan.

Dikisahkan saat tengah malam, Pangeran Sambernyawa bersama para pasukannya menggelar patroli di wilayah pesanggrahan. Saat tiba di Dusun Matah ia menyaksikan seberkas cahaya yang meloncat ke luar dari tubuh seorang gadis yang tertidur di teras rumahnya.

Gadis itu adalah Rubiyah atau Raden Ayu Kusumomatahati, yang sebelumnya menonton pagelaran wayang kulit bersama teman-temannya. Karena pulang terlalu malam, ia tertidur di teras rumahnya.

“Di saat itulah Raden Mas Said melihat pancaran cahaya dari tubuh Raden Ayu Kusumomatahati. Tentunya ia bukan gadis sembarangan, melainkan gadis keturunan bangsawan. Lantas Raden Mas Said pun merasa bahwa gadis inilah jodohnya,” ujar Rudi Hartono dilansir dari Solopos.com.

Hati Pangeran Sambernyawa sontak bergejolak. Namun ia baginya tidak lah mungkin membangunkan sang gadis. Ia seorang pangeran yang harus menjaga kehormatannya. Sambernyawa lantas mendekati sosok Rubiyah dan diam-diam merobek ujung kain yang dikenakan.

Pada keesokan hari, Pangeran Sambernyawa sengaja mencari tahu siapa gadis pemilik kain yang telah dirobeknya. Saat itulah, ia bertemu dengan Siti Rubiyah. Rubiyah berwatak lembut dan menyukai kesederhanaan, tapi juga tangkas.

Hal itu yang membuat hati Pangeran Sambernyawa seketika takluk. Di matanya, sosok Rubiyah adalah perempuan yang sempurna. Karenanya tidak alasan bagi Sambernyawa untuk tidak mempersuntingnya sebagai pendamping hidup.

“Dibalik itu, Raden Ayu Kusumamatahati juga memiliki karakter tegas nan beringas saat ia dipercaya untuk memimpin perang di kelompok prajurit perempuan,” seperti dikutip dari beritasatu.com.

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on linkedin

SERING DIBACA

IKUTI KAMI