Digadang-Gadang Jadi Penerus Didi Kempot, Denny Caknan Akan Perjuangkan Seni Musik Jawa
- April 28, 2022
- 2:14 am

Kartonyono ning Ngawi medot janjimu
Ambruk cagakku nuruti angen-angenmu
Sak kabehane wes tak turuti tapi malah mblenjani
Budhalo malah tak duduhi dalanne
Metu kono belok kiri lurus wae
Ra sah nyawang spion mu sing marai ati tambah mbebani
Siapa yang tidak mengenal lagu ini? Lagu dengan aransemen nada pop Jawa koplo ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi para penikmat musik di Indonesia. Perpaduan lirik dan bahasa Jawa yang digunakan menggugah makna yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Terlebih, seni video klip yang disuguhkan mengangkat daerah Ngawi sebagai peran utama.
Lagu yang diunggah di kanal YouTube pada 5 Mei 2019 ini begitu cepat menghipnotis para penonton dengan pembawaan sang penyanyi yang sangat luwes dan ekspresif. Siapa lagi kalau bukan Deni Setiawan atau kini lebih dikenal dengan nama Denny Caknan, sang penyanyi sekaligus pencipta lagu asal kota bambu atau Kota Ngawi.

Dalam perjalanan musiknya, Denny Caknan pernah beberapa kali menulis lagu dengan genre yang sama. Namun apalah arti kesuksesan jika tidak batu kerikil yang menghadang, 3 lagu milik Denny Caknan yang dirilis pada tahun 2017 dan 2018 ini masih belum mampu memboyong Denny Caknan ke puncak popularitas.
Dari tahun 2017 hingga tahun 2018 berkarya, Denny berhasil mengeluarkan 3 single lagu, masing-masing diantaranya seperti “Tlah Berbeda”, “Kampung Halaman”, dan “Tepian Nyaman”. Meskipun belum berhasil memikat hati masyarakat, Denny tak menyerah, ia tetap berkarya dengan mengeluarkan single “Kartonyono Medot Janji”.
Waktu memang berputar, Denny yang dulu dikenal sebagai penyanyi biasa yang manggung dari café ke café kini berubah menjadi sosok penyanyi bintang yang wajahnya berseliweran di layar kaca. Pria kelahiran 10 Desember 1993 ini begitu dikenal masyarakat sebagai penyanyi sukses dalam meniti karir di blantika musik Indonesia.
Disaat, playlist permusikan Indonesia mulai dikuasai oleh lagu-lagu barat dan bahkan Korea, Denny Caknan muncul bak membawa tameng dengan lagunya, menembus deretan lagu-lagu luar dan menancapkan popularitas lagu pop Jawa di urutan nomor satu tangga lagu berbagai acara dan komunitas musik di Indonesia.
Kehadiran Denny Caknan di panggung musik membawa angin segar dan membawa warna baru bagi industri lagu pop Jawa. Selain muda dan bertalenta, Denny begitu gigih berkarya dan terus mengeluarkan banyak ide untuk mengangkat musik Jawa dan budaya Jawa sekaligus dalam satu waktu secara bersamaan.
Lagu-lagu yang dibuat oleh Denny Caknan memang begitu menonjol, tak hanya menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa utama tetapi ia juga kerapkali memasukkan unsur-unsur budaya Jawa dalam proses pembuatan video klipnya. Bak gayung bersambut, usaha dan kerja keras Denny Caknan disambut hangat oleh masyarakat Indonesia.
Disaat musisi lain berlomba-lomba membuat lagu bernuansa kebarat-baratan, Denny muncul dengan kesederhanaan yang melekat pada tubuhnya. Hanya bermodalkan lagu-lagu Jawa dan tak malu mengangkat budaya leluhur, sosok pemuda asal Ngawi ini tetap bisa berkarya bahkan tanpa meninggalkan darah Jawa-nya. Bahkan belum lama ini, Denny Caknan berhasil “menggoyang” Paris saat menghadiri salah satu event bergengsi bersama rekan artis yang lain.
Alami Masa Sulit Saat Masih Remaja
Sebelum dua lagunya pecah yakni “Kartonyono Medhot Janji” dan “Los Dol”, pria berusia 29 tahun ini pernah bekerja sebagai pegawai harian lepas di Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Ngawi. Namun tak selang berapa lama, Denny memutuskan resign dan mulai menggeluti dunia tarik suara dengan menjadi penyanyi lagu-lagu pop.
Diawal kemunculannya, Denny bak musisi pada umumnya, membawakan lagu-lagu bertema cinta dengan nuansa pop Indonesia. Namun sayang, binar-binar popularitas belum berpihak kepada Denny. Pada tahun 2019 lah untuk pertama kalinya, lagu “Kartonyono Medhot Janji” tembus dengan 150 juta viewers di YouTube. Bisa dikatakan, itu merupakan pintu pertama kesuksesan Denny Caknan mulai terbuka.
Namun siapa sangka, sebelum merasakan manisnya berada di puncak karir, Denny Caknan pernah mengalami titik terendah dalam hidupnya. Kejadian yang menguras air matanya itu tentu tidak akan terlupakan oleh Denny, kala sang Ibunda direndahkan oleh orang lain. Anak mana yang ikhlas jika ibunya di rendahkan, begitupula juga dengan Denny.
Kala itu, ibunda Denny Caknan hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Sehari-hari ia membantu perekonomian keluarga dengan berjualan pentol atau sempolan, makanan ringan yang menjadi incaran anak-anak. Dengan untung yang tidak besar, sang ibunda begitu gigih dan semangat menjajakan dagangannya.
Bak langit yang tiba-tiba runtuh tatkala mengetahui ibunda yang menangis setelah pulang dari berjualan pentolnya. Bukan tanpa sebab, ibunda Denny Caknan pulang dengan derai air mata karena bertemu dengan salah satu pelanggan yang hanya membeli saos tanpa membeli pentolnya, hal itu terjadi karena semata-mata sang pelanggan yang sudah membua pentol sendiri.
Saat bekerja di Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Ngawi, Denny hanyalah pegawai honorer yang mendapat gaji tak lebih dari 1 juta rupiah per bulannya. Dimana, sehari-hari ia bertugas untuk melakukan penanaman beberapa pohon di tempat-tempat yang telah ditentukan.
Uniknya, meskipun video “Kartonyono Medhot Janji” telah merajai playlist lagu di YouTube, Denny tetap bertahan bekerja sebagai tukang tanam pohon. Sudah menjadi resiko, akhirnya banyak orang yang mengenal Denny dan secara bergantian meminta foto bersama.
Perjuangan hidup Denny pasalnya tak berhenti disitu saja, pekerjaan yang ia lakukan hanyalah salah satu jalan agar bisa menjadi orang yang lebih berkecukupan. Saat itu, Denny seperti gelap mata untuk memanfaatkan segala cara guna meraih kekayaan dengan cepat. Ia tetiba salah menempuh jalan, ia memilih judi sebagai salah satu cara mendapatkan uang dengan mudah.
Seperti dilansir idi salah satu akun YouTube, Denny Caknan sempat mengakui betapa gigihnya ia bermain judi. Waktu yang berputar semakin menunjukkan kebenaran, semakin lama taruhan judi yang dilakukan Denny Caknan tak membuahkan hasil apapun, bahkan malah membuat hidupnya semakin susah.
Tak hanya itu, Denny juga harus merasakan pedihnya menanggung beban hutang hingga ratusan juta rupiah akibat selalu kalah dalam perjudian. Sedikut demi sedikit lama-lama menjadi bukit, Denny Caknan yang selalu kalah judi itu terus berhutang hingga mencapai nominal 120 juta rupiah.
Kalah berjudi dan terjebak hutang, bak sudah jatuh tertimpa tangga pula. Denny Caknan tersangkut pinjaman uang berbunga yang menyebabkan hutangnya makin lama makin menumpuk. Ia hanya bisa menangisi dan menyesali perbuatannya yang telah berakibat fatal. Penyesalan tinggal penyesalan, sosok Denny Caknan memilih untuk bangkit.
Sebagai sosok yang banyak memberikan inspirasi kepada anak muda dalam bermusik, Denny Caknan sempat berpesan agar setiap orang yang kini tengah bekerja dan berkary untuk fokus dengan apa yang dikerjakan dan biarkan karya itu bekerja dengan sendirinya.
Dianggap Sebagai “The Next Didi Kempot”
Berkat lagunya yang merajai playlist lagu tersebut, akhirnya Denny berhasil membalikkan keadaan ekonomi keluarganya. Dari penghasilannya itu, ia akhirnya bisa mendirikan sebuah rumah untuk orang tuanya, bahkan ia juga membeli dari hasil manis kerja kerasnya selama ini.
Dari beberapa akun podcast yang juga wira-wiri di YouTube, Denny banyak menceritakan proses panjangnya saat menciptakan lagu “Kartonyono Medhot Janji” yang berhasil membawanya ke puncak karir.
Pasalnya, inisiasi menciptakan lagu tersebut tatkala Denny tengah berkumpul bersama teman-temannya. Saat sedang ngopi bersama, ia menyaksikan monumen Kartonyono yang berada di perempatan jalan akan dirobohkan dan dilakukan renovasi agar terlihat baru lagi. Begitulah kisah inspirasi tersebut muncul.
Karena kepawaiannya menyanyikan dan menciptakan lagu campursari, banyak dari para penikmat musik yang menyebut bahwa Denny Caknan digadang-gadang bisa menjadi penerus sang maestro Didi Kempot.
Menanggapi hal tersebut, Denny mengaku tidak akan mampu menggantikan posisi Didi Kempot di blantika musik Indonesia khususnya pada genre campursari. Namun, jika meneruskan karya-karya almarhum dengan tetap menciptakan lagu pop Jawa, maka Denny Caknan merasa dirinya siap.
Hal tersebut bermula saat seluruh masyarakat Indonesia dibuat heboh atas kematian sang legenda dan maestro musik campursari Didi Kempot. Kabar duka yang datang begitu mendadak itu tentunya sangat menyayat hati dan meninggalkan bekas luka dalam bagi para sobat ambyar.
Oleh sebab itulah, kedatangan pemuda asal Ngawi Jawa Timur ini dipercaya masyarakat bisa meneruskan karya serta menjadi pengganti dari Didi Kempot. Uniknya, tak hanya warga media sosial yang mendukung hal tersebut, bahkan seorang ulama asal Yogyakarta yakni Gus Miftah juga menyetujui argumen netizen itu.
Sosok ulama yang beberapa waktu pernah membimbing Deddy Corbuzier menjadi mualaf ini juga menyebut bahwa Denny Caknan memiliki potensi yang cukup besar untuk menggantikan almarhum Didi Kempot. Tentunya dengan karya lagu-lagu campursari-nya yang selalu berhasil mencuri perhatian masyarakat.
Mendapat atensi yang begitu besar, penyanyi yang memiliki selera humor ini sempat merasa terbebani dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Ia juga merasa pesimis bisa bertahan menghadapi persaingan musik serta menghadapi perkembangan zaman yang begitu cepat. Namun, Denny Caknan tetap akan berusaha semaksimal mungkin.
Selain itu, Denny Caknan juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan pernah bisa menggantikan posisi sang maestro. Namun, ia akan tetap meneruskan seluruh karya-karya almarhum dan berkomitmen untuk memperjuangkan seni musik di tanah Jawa dengan selalu melahirkan karya yang baru dan segar.
Baca juga
- Makna Lakon Wayang Kulit Bima Suci Buat Anies Baswedan
- Lahir Rabu Kliwon, Anies Baswedan Masuk Circle Weton Presiden
- Peran Alim Ulama dalam Merekatkan Kembali Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
- Kisah Unik Wan Sehan di Rumah Anies Baswedan
- Ungkapan Anies Baswedan untuk Kondang Sutrisno: Selamat Jalan Pejuang