Cerita Kirab Kebo Bule, Pusaka Kiai Slamet Keraton Surakarta (1)

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on linkedin
kebo bule
Abdi dalem keraton sedang melakukan ritual memberi makan kebo bule /Foto: pesonaindonesia.kompas.com

SANTRI KERTONYONO – Peringatan malam 1 Suro berlangsung satu hari sebelum Tahun Baru Islam 1 Muharram dalam penanggalan hijriyah. Secara numerik, malam 1 Suro merupakan pergantian tahun dalam kalender Jawa.

Bagi sebagian masyarakat Jawa, peringatan malam 1 Suro selalu diiringi dengan berbagai ritual tradisi. Di antaranya menggelar kirab atau arak-arakan benda pusaka. Ritual yang dilangsungkan sebagai wujud introspeksi diri.

Pada malam 1 Suro tak sedikit warga menggelar tirakatan, lek-lekan atau tidak tidur semalam suntuk, tuguran atau merenung sambil berdoa. Kemudian melakukan nyepi atau bersemedi di tempat yang dianggap suci dan sakral, yakni seperti tepi laut, puncak gunung, serta makam keramat.

Sebagian besar masyarakat Jawa meyakini selama bulan Suro harus selalu bersikap eling dan waspada. Eling disini berarti mengingat siapa dirinya dan di mana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan.

Sedangkan waspada berarti harus tetap terjaga dari godaan-godaan yang menyesatkan. Dilansir dari tugas akhir “Tradisi Kirab Kebo Kiai Slamet Keraton Kasunanan Surakarta: Sejarah dan Maknaannya dalam Perspektif Masyarakat dan Semiotika C.S. Pierce” (2017), Nicolaus Ade Prasetyo menggambarkan bahwa ritual 1 Suro dikenal masyarakat Jawa sejak masa pemerintahan Sultan Agung pada tahun 1613.

Kala itu masih banyak masyarakat Jawa yang mengikuti sistem penanggalan Tahun Saka warisan tradisi Hindu. Sementara umat Islam di masa Sultan Agung memakai sistem penanggalan hijriah.

Sebagai salah satu upaya syiar sekaligus  memperluas ajaran Islam di tanah Jawa, Sultan Agung lantas memadukan Islam dengan tradisi Jawa. Caranya dengan a menetapkan tanggal 1 Muharram sebagai tahun baru Jawa, yang berlaku hingga kini.

Kirab Kebo Bule di Malam 1 Suro

Kirab malam 1 Suro di Keraton Surakarta Hadiningrat dipimpin seekor Kebo Bule Kiai Slamet yang bertugas sebagai cucuking lampah. Informasi yang berkembang, Kebo Bule atau kerbau bule merupakan binatang kesayangan Susuhunan sekaligus dianggap keramat.

Pada barisan kirab akan terlihat para putra Sentana Dalem atau kerabat keraton yang membawa pusaka, sekaligus diikuti masyarakat Solo dan sekitarnya. Yakni di antaranya Sragen, Wonogiri, dan Boyolali.

Sementara di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, peringatan 1 Suro dilakukan dengan mengarak benda pusaka sembari mengelilingi benteng keraton. Arak-arakan diikuti ribuan warga Yogyakarta.

Selama mengikuit ritual arak-arakan, mereka tidak diperkenankan berbicara atau tapa bisu. Hal itu merupakan perwujudan orang yang sedang bertapa, dan biasa disebut tapa mbisu mubeng beteng.

Sebelum arak-arakan lebih dulu digelar doa selametan bersama dengan menyiapkan beraneka ragam sesajen. Prosesi ritual berikutnya adalah memandikan Kebo Bule Kiai Slamet, dan begitu selesai langsung disusul prosesi arak-arakan keliling keraton.

Pada barisan terdepan terdapat pusaka berupa sekawanan kerbau albino dengan nama Kiai Slamet yang selalu berhasil menyita perhatian masyarakat. Kirab 1 Suro melibatkan kurang lebih 600 abdi dalem. Selama ritual mereka mengusung 13 pusaka Keraton Surakarta.

Kirab biasanya berlangsung tengah malam. Pelaksanaanya konon mengikuti kemauan Kebo Bule Kiai Slamet yang terkadang baru bersedia keluar kandang selepas pukul 01.00 WIB. Kirab malam Suro sepenuhnya bergantung pada Kebo Bule Kiai Slamet.

Selama kirab berlangsung Sinuhun Pakubuwono akan berdoa dan bersemedi di dalam keraton. Sementara kehadiran Kebo Bule Kiai Slamet selalu menyita perhatian warga.

Banyak dari mereka yang rela berjalan mengikuti kirab sambil sesekali berebut menyentuh badan Kebo Bule. Bahkan tidak sedikit yang memperebutkan kotorannya. Sebagian warga menyakini kotoran Kebo Bule memiliki berkah, keselamatan, serta rejeki berlimpah.

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on linkedin

SERING DIBACA

IKUTI KAMI