Cerita Anies Baswedan Saat Tahlilan di Tegalsari Ponorogo

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on linkedin
Anies Baswedan,Tahlilan,Tegalsari,Ponorogo,Hasan Besari,Mbah Kasan Besari,Jawa Timur,tokoh,santrikertonyono
Anies Baswedan ziarah ke makam Kyai Ageng Muhammad Besari di Tegalsari (meninggal 1747M) /Foto: kompasiana.com

SANTRI KERTONYONO – Banyak kisah Anies Baswedan saat bertamu di ndalem Kiai Ageng Muhammad Hasan Besari atau Mbah Kasan Besari Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur yang tidak diketahui.

Suparman Icuk atau akrab dipanggil Mbah Icuk mengungkapkan hal itu. Mbah Icuk merupakan dzuriyyah (keturunan) Mbah Kasan Besari. Ia berasal dari garis silsilah Mbah Nur Shodiq.

Saat hadir di acara halaqah bersama kiai dan bu nyai di Ponpes Tarbiyatul Ulum Sumursongo Kecamatan Karas Kabupaten Magetan belum lama ini, cerita tentang Anies Baswedan di Tegalsari akhir tahun 2021 lalu, ia beberkan.

Anies sedari awal memang berniat silaturahmi. Penelusuran asal-usul Joglo miliknya, bukan satu-satunya alasan bagi Anies Baswedan untuk menginjakkan kaki di Tegalsari, Ponorogo.

Anies ingin tahu lebih dalam tentang sosok Mbah Kasan Besari. Tentang bagaimana Islam menyebar luas di Tegalsari, termasuk berdampingan rukun dengan kebudayaan Jawa. Anies pun memutuskan bermalam. Pihak dzuriyyah mengijinkannya tidur di kamar Mbah Kasan Besari.

Saya kenal dekat Pak Anies (Anies Baswedan) dan menemani selama di Tegalsari,” tutur Mbah Icuk menceritakan Anies Baswedan saat menginap di Tegalsari pertengahan 2021 lalu.

Soal joglo telah terjawab. Joglo kayu jati yang kini menjadi rumah Anies Baswedan di Lebak Bulus Jakarta, dipastikan dulunya milik Mbah Kasan Besari. Joglo yang diketahui berasal dari hadiah Pakubuwono II. Umur Joglo bermotif Satra Pinayungan itu diperkirakan 300 tahun.

Saat itu bulan ramadan. Entah tahu dari mana, kehadiran Anies Baswedan di ndalem Mbah Kasan Besari didengar warga. Mereka pun pada berdatangan untuk sekedar ingin bersalaman. Tak sedikit juga yang meminta foto bersama.

Anies melayani kedatangan warga dengan hangat. Sembari berjabat tangan, satu persatu ditanya kabarnya. Kepala Desa Tegalsari Khoirul Huda yang juga ikut menemani Anies Baswedan selama menginap di Tegalsari, dibuat kagum.

Saya melihat pejabat yang tidak ada gap (jarak) dengan rakyat, ya pak Anies (Anies Baswedan),” katanya kepada Santri Kertonyono.

Di depan peserta halaqah yang sebagian besar kiai dan bu nyai NU Magetan, Mbah Icuk bercerita bagaimana Anies Baswedan juga berziarah di makam Mbah Kasan Besari.

Di depan makam, Anies duduk bersimpuh, dan kemudian mendaras doa tahlil sebagaiman lazimnya mereka yang berziarah di makam. “Pada malam hari Pak Anies tahlilan di makam Mbah Kasan Besari,” terang Mbah Icuk.

Begitu juga pada saat tiba waktu subuh. Anies Baswedan juga salat subuh di masjid Tegalsari. Anies juga melafalkan doa qunut sebagaimana tradisi yang dilakukan warga NU.

Sepengetahuan Mbah Icuk, Anies Baswedan juga silaturahmi ke tempat Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah. Juga sowan ke tempat Ketua NU Jawa Timur Kiai Marzuki Mustamar di Malang.

Sak ngertos kulo (setahu saya) Pak Anies niku ahlussunnah wal jamaah,” ungkap Mbah Icuk. Terkait Anies Baswedan yang oleh Partai Nasdem ditetapkan sebagai Capres dalam Pilpres 2024, Mbah Icuk juga menyampaikan harapannya.

Di forum halaqah kiai dan bu nyai di Magetan, Mbah Icuk mengatakan berharap besar Cawapres pendamping Anies Baswedan nantinya berasal dari NU. “Ya cawapresnya Pak Anies Baswedan harus orang NU,” pungkasnya.

Kepala Desa Tegalsari Ponorogo Khoirul Huda menyampaikan hal senada terkait amaliyah Anies Baswedan. Selama di Tegalsari, Anies kata dia berziarah ke makam Mbah Kasan Besari.

Di depan pusara Mbah Kasan Besari, Anies bersama-sama membaca doa tahlil. “Begitu juga saat salat subuh, setahu saya Pak Anies juga membaca doa qunut. Yang saya tahu lagi adab Pak Anies itu luar biasa,” ujarnya.

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on linkedin

SERING DIBACA

IKUTI KAMI